SIKAP TERHADAP DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF GLOBALISASI DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
Dalam masa globalisasi ini, tidak ada satupun negara yang mampu mencegah masuknya pengaruh perekonomian dunia. Globalisasi seperti halnya arus modernisasi yang datang begitu deras masuk ke sendi-sendi kehidupan masyarakat. Tidak ada lembaga maupun individu yang dapat mencegahnya. Salah satu contohnya adalah bidang teknologi informasi, seperti halnya komputer dan telepon seluler telah merasuk dan menyatu dengan kehidupan sehari-hari masyarakat dengan kelebihan dan kekurangannya. Selain itu, gaya hidup dan sendi-sendi sosial pun turut dipengaruhi oleh globalisasi. Misalnya, kita perlu meniru budaya barat yang menghargai ketetapan waktu dan kebebasan berekspresi. Tapi, kita jangan ikut-ikutan melakukan tindakan atau perilaku yang tidak sopan dan tidak sesuai dengan budaya timur.
A. PERSIAPAN INDONESIA
Persiapan bangsa Indonesia dalam menghadapi globalisasi bukan hanya siap dan tidak siap, atau mau atau tidak mau, tetapi harus membenahi diri dalam berbagai sektor kehidupan seperti :
1. Keadaan ekonomi
Laporan bank dunia 1999/2000 menunjukkan bahwa keadaan perekonomian bangsa Indonesia masih sangat rendah, pendapatan perkapita masih jauh dari memadai. Selain itu, produktivitas pertanian juga masih tertinggal dari negara-negara lain. Kesiapan Indonesia juga dapat diukur dari kegiatan ekonomi lainnya seperti ekspor, impor, cadangan devisa, penanaman modal asing, dan pasar modal. Ternyata peran Indonesia dalam perekonomian dunia masih sangat kecil.
Atas dasar kenyataan itu maka dapat ditarik kesimpulan betapa lemahnya kesiapan fisik dan mental bangsa Indonesia dalam menghadapi era persaingan perdagangan bebas mulai tahun 2020.
2. Keadaan stabilitas politik dan keamanan
Untuk menarik minat para investor asing menanamkan modalnya di Indonesia, diperlukan kondisi perekonomian yang aman dan stabil, salah satu ukuran perekonomian yang aman dan stabil adalah stabilitas politik dan keamanan.
Gangguan-gangguan keamanan terhadap industri-industri asing yang beroperasi di Indonesia akhir-akhir ini berdampak pada iklim investasi di Indonesia.
Nasib tenaga kerja hingga saat ini masih sangat memprihatinkan dengan belum adanya pengakuan buruh sebagai mitra usaha tetapi masih sebagai faktor produksi suatu perusahaan, maka akan mempengaruhi daya saing percaturan ekonomi global.
3. Pendidikan
Salah satu faktor yang dibutuhkan dalam persaingan global adalah kecerdasan dan kreativitas. Kecerdasan dan kreativitas dapat diperoleh melalui pendidikan. Tersedianya tenaga kerja yang cerdas dan terampil akan meningkatkan produktivitas, oleh karena itu, pemerintah berusaha menyukseskan program wajib belajar sembilan tahun sebagai pendidikan dasar.
4. Memperkuat pasar dalam negeri
Perekonomian yang kuat adalah perekonomian yang didukung oleh kekuatan pasar domestik. Pemerintah terus memberdayakan usaha kecil dan menengah. Melalui wadah berkoperasi, pemerintah terus mendorong pengrajin-pengrajin atau wirausahawan dalam negeri agar terus memperbaiki kinerja dan produknya dapat bersaing dengan barang-barang luar negeri.
5. Otonomi daerah
Melanjutkan agenda reformasi terutama mengenai otonomi daerah. Dengan kewenangan dan tanggung jawab yang diemban, maka setiap daerah dapat lebih leluasa menanggapi tantangan dan peluang yang ada termasuk globalisasi.