Menjawab Soal Pada Teks “Khalil Gibran”.
Halaman 151
(1) Belum
pernah mendengar.
(2) Tidak
tahu apapun mengenainya.
(3) Ada.
(4) Spirits
Rebellious
(5) Belum
pernah membaca hasil karyanya.
Struktur Teks “Khalil Gibran”
No.
|
Struktur Teks
|
Kalimat dalam Teks
|
1.
|
Orientasi
|
Khalil
Gibran dilahirkan dalam lingkungan sebuah keluarga miskin pada 6
Desember
1883 di Bisharri, sebuah kota kecil di Lebanon Utara yang terletak
di
kaki pegunungan yang dianggap suci, Pegunungan Cedar (Jabal ar-Arz).
Keluarga
Gibran adalah penganut agama Kristen Maronit, suatu mazhab yang
bernaung
dalam lingkungan gereja Katolik Roma. Ayahnya seorang yang
gagah
dan tegar, tetapi pecandu arak dan judi sehingga membuat keluarganya
hidup
dalam kesempitan. Ibunya, Kamila Rahmi, anak seorang pendeta gereja
Maronit,
Istifan Rahmi. Dari suaminya terdahulu, ibu Gibran memeroleh satu
anak,
yaitu Boutros, sementara dari ayah Gibran ia memeroleh tiga anak, yaitu
Gibran,
Mariana, dan Sultana.
|
2.
|
Urutan Peristiwa
|
Karena
kesulitan ekonomi di Lebanon, keluarga ini akhirnya pindah ke
Amerika.
Mereka tiba di Boston pada 1894 meskipun dalam kenyataannya
kehidupan
ekonomi mereka tidak begitu membaik. Bakat kesusastraan dan
melukis
Gibran mulai menonjol sejak ia bersekolah di Boston (1895—1897).
Pada
1896—1901 Gibran kembali ke Lebanon dan bersekolah di Madrasah
al-Hikmah,
Beirut. Setelah lulus dengan pujian tinggi dari al-Hikmah, Gibran
mengembara
ke Yunani, Italia, Spanyol, dan akhirnya menetap di Paris untuk
belajar
seni. Di sinilah ia belajar dan mendapat pengaruh kuat dari pematung
ternama
Auguste Rodin.
Gibran
kembali ke Boston pada 1902 karena mendapat kabar bahwa ibunya sakit
keras.
Ibu yang sangat memengaruhi Gibran ini akhirnya meninggal pada 28
Juni
1903 setelah didahului oleh adiknya, Sultana (4 April 1902) dan kakaknya
Boutros
(12 Maret 1903). Kematian orang-orang yang sangat disayanginya
ini
sangat membekas pada diri Gibran yang sangat jelas terekspresikan dalam
karya-karya yang ditulisnya.
Hidup
dalam dua kutub ranah budaya, Timur dan Barat, Gibran menjelma
menjadi
manusia kosmopolit yang tidak terikat pada kebangsaan dan
kebudayaan
tertentu. Ia telah megalami “transendensi yang melampaui batasbatas
kebangsaan
dan kebudayaan menuju kemanusiaan sejagad,” begitu tulis
Fuad
Hassan dalam buku Menapak Jejak Khalil Gibran (Pustaka
Jaya, 2000). Ia
hanya
terikat pada perjuangan hak dan martabat manusia tanpa memandang
batas
bangsa dan budaya. “Jagad adalah negeriku dan keluarga manusia sukuku,”
katanya dalam Suara Penyair (Pustaka
Jaya, 1988).
Hal
yang barangkali tidak banyak diketahui orang adalah bahwa Gibran adalah
seorang
pelopor reformasi sosial. Dampaknya tampak nyata pada perubahan
yang
terjadi di negerinya, Lebanon. Menurut Fuad Hassan, “Kiranya tidak keliru
untuk
menyimpulkan bahwa meluncurnya proses perubahan sosial yang terjadi
di
Lebanon banyak sekali dipengaruhi oleh kritik sosial yang secara tajam dan
gencar
dilancarkan Gibran melalui tulisan-tulisannya.”
Bukti
kritiknya yang tajam terhadap kalangan gereja adalah dibakarnya
karya
Gibran, Spirits Rebellious, di muka khalayak ramai di pasar
Beirut dan
jatuhnya
hukuman ekskomunikasi dari pimpinan gereja Maronit terhadap
Gibran.
Peristiwa ini juga membuktikan sisi lain sosok Gibran sebagai seorang
pemberontak
terhadap ketidakadilan dan kemunafikan. Ia mencecar habis
kaum
agamawan dan pihak gereja. Untuk apa dibangun gereja yang megah
jika
para penganutnya berada dalam kemiskinan yang berkepanjangan?
Mengapa
para pendeta hidup mewah, makan roti segar, dan minum anggur
lezat
sementara para penganutnya memeras keringat untuk sekadar hidup?
Dengan
perumpamaan yang tepat dan menohok, Gibran melalui cerita “Khalil
si
Murtad” (dalam Spirits Rebellious)
bertanya kepada para biarawan, “Jesus
telah
mengutuk kalian sebagai domba di tengah serigala; lantas, apa yang
menjadikan
kalian ibarat serigala di antara domba-domba.”
Bagian
paling “tragis” dalam kehidupan Gibran adalah kisah cintanya dengan
dua
wanita, yaitu Mary Haskell dan May Zidah. Mary Haskell adalah wanita
Amerika
yang sepuluh tahun lebih tua daripada Gibran dan diketahui sangat
berpengaruh
terhadap perkembangan Gibran sebagai penyair dan pelukis. Ia
pula
satu-satunya wanita yang pernah secara resmi dipinang oleh Gibran, tetapi
ditolak
karena berbagai macam pertimbangan. May Zidah adalah sastrawati
Arab
kelahiran Nazareth (1908) yang menjalin hubungan cinta melaluii suratmenyurat
sampai ke akhir hayat Gibran.
Hubungan
cinta yang tampak jelas dalam surat-surat mereka yang sudah
dipublikasikan
sering dijadikan contoh cinta platonis sejati (lihat Surat
Cinta
Khalil
Gibran, Pustaka Jaya, Cetakan ke-9, 2003).
Hal ini merupakan kisah yang
sesungguhnya
tidak terbayangkan karena Gibran tidak pernah mengetahui
wajah May, bahkan melalui sehelai foto pun.
|
3.
|
Reorientasi
|
Khalil
Gibran adalah penyair ternama yang karya-karyanya mencerminkan
ranah
budaya Timur dan Barat. Karya-karyanya yang penuh perlambangan
digemari
pelbagai kalangan, termasuk di Indonesia. Kisah hidupnya sendiri
penuh
kesulitan: dari soal ekonomi, ditinggal mati orang yang dicintai, sampai
kisah cintanya yang platonis dengan May Ziadah.
|
No.
|
Biodata Khalil Gibran
|
|
1.
|
Nama Lengkap
|
Khalil Gibran
|
2.
|
Nama Gelar
|
Al-Hikmah
|
3.
|
Tempat dan Tanggal Lahir
|
6
Desember 1883 di Bisharri, sebuah kota kecil di Lebanon Utara yang terletak
di kaki pegunungan yang dianggap suci, Pegunungan Cedar
(Jabal ar-Arz).
|
4.
|
Tempat dan Tanggal Wafat
|
Di Boston, 28 juni 1903
|
5.
|
Nama Orang Tua
|
Ibu ( Kamila Rahmi )
Bapak ( tidak diterangkan )
|
6.
|
Nama Pasangan
|
Mary Haskell dan May Zidah.
|
7.
|
Jumlah dan Nama Anak (jika ada)
|
-
|
8.
|
Riwayat Pendidikan
|
|
9.
|
Riwayat Kepengarangan
|
|
10.
|
Berbagai Permasalahan yang Pernah Dihadapi
|
Kematian orang-orang yang sangat disayanginya
Hidup dalam dua kutub ranah budaya, Timur dan Barat
Bukti
kritiknya yang tajam terhadap kalangan gereja adalah dibakarnya
karya Gibran, Spirits Rebellious,
kisah
cintanya dengan
dua wanita, yaitu Mary Haskell dan May Zidah
|
11.
|
Peristiwa yang Paling Berkesan Selama Hidup
|
May
Zidah adalah sastrawati
Arab
kelahiran Nazareth (1908) yang menjalin hubungan cinta melaluii suratmenyurat
sampai ke akhir hayat Gibran.
|
12.
|
Judul Karya
|
Spirits Rebellious
|
No.
|
Pernyataan
|
B
|
S
|
TT
|
1.
|
Khalil Gibran dilahirkan pada 6 Desember 1883
|
V
|
||
2.
|
Kristen Maronit merupakan suatu mazhab yang bernaung dalam lingkungan
gereja katolik Roma
|
V
|
||
3.
|
Ayah Khalil Gibran adalah anak pendeta gereja Maronit.
|
V
|
||
4.
|
Boutros adalah sepupu Khalil Gibran.
|
V
|
||
5.
|
Khalil Gibran mengembara ke Indonesia.
|
V
|
||
6.
|
Khalil Gibran meninggal di Boston pada 10 April 1931
|
V
|
||
7.
|
Gibran bukan seorang pelopor reformasi social.
|
V
|
||
8.
|
Spirits Rebellious adalah salah satu karya Khalil Gibran.
|
V
|
||
9.
|
May Ziadah adalah sastrawan asal Arab.
|
V
|
||
10.
|
Gibran belajar seni dan mendapat pengaruh dari Auguste Rodin
(1901-1902)
|
V
|