1. Maksud dan Nilai “Syair Burug
Nuri”
“Syair
Burung Nuri”
Unggas nuri asal cahaya,
diamnya da’im di Kursi cahaya.
Daripada nurnya faqir dan kaya,
menjadi insan tuan dan sahaya.
Kuntu kanzan asal sarangnya,
alam lahut nama kandangnya.
Terlalu luas dengan lapannya,
ituah Kanzan dengan larangannya.
Aql alkuli nama bulunya,
qalam al a’la nama kukunya.
Allah ta’ala nama gurunya,
oleh itulah tiada judunya.
Jalal dan jamal nama kakinya,
nur al-awwal nama jarinya.
Lawh al mahfudz nama hatinya,
menjadi jawhar dengan safinya.
Itulah Anwar awwal nabinya,
dari nur Anwar dengan sucinya.
Sekalian alam pancar nurinya,
menjadi langit serta buminya.
Alam ini asal warnanya,
di sama sini daim sertannya.
Sidang ghafi (un) dengan karanya,
lupakan nuri dengan warnanya.
MAKSUD DARI SYAIR BURUNG
NURI
Syair
ini telah menyamarkan percintaan anak manusia kalangan bangsawan. Nuri adalah
isteri seorang pembesar kerajaan yakni Bayan Johari. Pada suatu hari seekor
burung tampan lagi indah bernama Simbangan terbang melayang, melewati Kampung
Bayan Johari. Dengan tidak terduga dia terpandang pada Nuri yang cantik. Mereka
beradu pandang sejenak, tapi ternyata pandangan itu telah membuat hati mereka
saling berdebar. Mereka jatuh cinta pada pandangan
pertama.
NILAI YANG TERKANDUNG
Nilai
moral
·
Kita harus menjadi insan yang
baik jiwa maupun raga
Nilai
Agama
·
Sebagai insan Allah Ta'ala kita
harus taaepada agama
Nilai
Moral
·
Kita harus menjad insan yang
tidak hanyak baik raganya tapi juga baik hatinya
Nilai
Agama
·
Sebagai insan Allah Ta'ala, kita
harus taat dan patuh terhadap agama.
2.
Perbedaan Syair dan Pantun
No
|
Aspek
|
Pantun
|
Syair
|
1.
|
Bentuk
|
1) Terikat dengan aturan.
2) Terdiri atas empat
baris dalam satu bait.
3) Terdiri atas dua bagian, sampiran dan isi (baris I dan
II adalah sampiran dan baris III dan IV
adalah isi).
4) Bersajak atau berima a-b-a-b.
|
1)
Terikat dengan aturan.
2)
Terdiri
atas empat baris dalam satu bait
3)
Semua
baris merupakan isi
4)
Bersajak
a-a-a-a.
|
2.
|
Bahasa
|
Bahasa
Melayu
|
Bahasa
Melayu tapi dipengaruhi Bahasa Arab/Persi
|
3.
|
Isi
|
Isinya
bervariasi, seperti nasehat, agama, jenaka, teka – teki,dan lain-lain.
|
Berupa
cerita.
|
3.
Persamaan Syair dan Pantun
·
Terdiri
atas empat baris dalam satu bait.
·
Menggunakan
Bahasa Melayu.
4.
Syair
Sejenis “Syair Burung Nuri”
Syair Lir - Ilir
Lir-ilir,
lir-ilir…
Tandure wis
sumilir…
Tak ijo
royo-royo tak senggo temanten anyar…
Cah angon-cah
angon penekno blimbing kuwi…
Lunyu-lunyu yo
penekno kanggo mbasuh dodotiro…
Dodotiro-dodotiro
kumitir bedhah ing pinggir…
Dondomono
jlumatono kanggo sebo mengko sore…
Mumpung padhang
rembulane,
mumpung jembar
kalangane…
Yo surako… surak
iyo…
Arti Lirik Lagu Lir-ilir ( terjemahan
bahasa Indonesia )
Bangunlah,
bangunlah
Tanaman sudah
bersemi
Demikian
menghijau bagaikan pengantin baru
Anak gembala,
anak gembala panjatlah (pohon) belimbing itu
Biar licin dan
susah tetaplah kau panjat untuk membasuh pakaianmu
Pakaianmu,
pakaianmu terkoyak-koyak di bagian samping
Jahitlah,
benahilah untuk menghadap nanti sore
Mumpung bulan
bersinar terang,mumpung banyak waktu luang
Ayo bersoraklah
dengan sorakan iya
Makna yang terkandung lagu Lir-ilir
Sebagai umat Islam kita diminta bangun ( sadar ).
Bangun dari keterpurukan, bangun dari sifat malas untuk lebih mempertebal
keimanan yang telah ditanamkan oleh Allah SWT.
Dalam diri kita yang dalam ini dilambangkan dengan
tanaman yang mulai bersemi dan demikian menghijau. Terserah kepada kita, mau
tetap tidur dan membiarkan tanaman iman kita mati atau bangun dan berjuang
untuk menumbuhkan tanaman tersebut hingga besar dan mendapatkan kebahagiaan
seperti bahagianya pengantin baru.
Disini disebut anak gembala (cah angon) bukan raja,
patih, pak jendral atau pak presiden,
atau yang lain. Mengapa dipilih “Cah angon”? Cah angon maksudnya adalah
seorang yang mampu membawa makmumnya, seorang yang mampu “menggembalakan”
makmumnya dalam jalan yang benar , karena oleh Allah SWT, kita juga telah
diberikan sesuatu untuk digembalakan yaitu HATI. Bisakah kita menggembalakan
hati kita dari dorongan hawa nafsu yang demikian kuatnya?
Si anak gembala diminta memanjat pohon belimbing
(warna hijaunya melambangkan ciri khas Islam) dan notabene buah belimbing
bergerigi lima buah. Buah belimbing disini menggambarkan lima rukun Islam. Jadi
meskipun licin, meskipun susah kita harus tetap memanjat pohon belimbing
tersebut dalam arti sekuat tenaga kita tetap berusaha menjalankan Rukun Islam
apapun halangan dan resikonya.
Gunanya adalah untuk mencuci pakaian kita yaitu
pakaian taqwa. Pakaian yang dimaksud adalah pakaian taqwa kita. Sebagai manusia
biasa pasti terkoyak dan berlubang di sana sini, untuk itu kita diminta untuk
selalu memperbaiki dan membenahinya agar kelak kita sudah siap ketika dipanggil
menghadap kehadirat Allah SWT.
Kita diharapkan melakukan hal-hal diatas ketika kita
masih sehat (dilambangkan dengan “terangnya bulan”) masih mempunyai banyak
waktu luang dan jika ada yang mengingatkan maka jawablah dengan iya.
5. Kata yang bersifat arkais, dan makna kata dari “Syair Burung Nuri”
No.
|
Kata Arkais
|
Makna Kata
|
1
|
Da’im
|
Tetap
selamanya-lamanya, langgeng, kekal, abadi
|
2
|
Tuan
|
Orang tempat
mengabdi
|
3
|
Sahaya
|
Abdi, budak, hamba
|
4
|
Lahw al mahfudz
|
Tempat penyimpanan
berkas manusia yang tempatnya hanya Allah yang mengetahui
|
5
|
Alam lahut
|
Alam mimpi
|
6
|
Allah ta’ala
|
Allah maha tinggi
dalam arti tinggi segalanya
|
7
|
Nur al awwal
|
Cahaya pertama
yakni cahaya Nabi Muhammad SAW
|
8
|
Safi
|
Bersih, jujur,
murni, tulus hati
|
9
|
Kuntu Kanzan
|
Perbendaharaan
tersembunyi tuhan
|
10
|
Alq alkuli
|
Akal semesta
|
11
|
Jalal
|
Kemuliaan
|
12
|
Jamal
|
Keindahan
|
13
|
Kara
|
Sinar cahaya
|
14
|
Ghafiun
|
Orang-orang yang lalai
|
15
|
Kalam al a’la
|
Firman Allah
|
16
|
Jauhar
|
Permata
|
17
|
Anwar
|
Yang
bersinar
|
18
|
awwal
|
Pandai
mentakwil
|
19
|
Al-awwal
|
Pertama
|